7 Jenis Conversion Dalam Digital Marketing Dan Cara Meningkatkannya
7 Jenis Conversion Dalam Digital Marketing Dan Cara Meningkatkannya
Conversion merupakan hal yang penting dalam digital marketing. Bagi para marketer, conversion adalah parameter keberhasilan kampanye digital yang mereka lakukan. Namun, apakah kamu tahu bahwa ada beberapa jenis conversion dalam digital marketing? Artikel ini akan membahas 7 jenis conversion dalam digital marketing dan cara meningkatkannya.
1. Conversion Rate
Conversion rate adalah rasio antara jumlah pengunjung situs web dengan jumlah konversi yang terjadi. Misalnya, jika ada 1000 pengunjung situs web dan 100 pengunjung melakukan pembelian, maka conversion rate adalah 10%. Untuk meningkatkan conversion rate, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Menambah CTA yang menarik untuk mengundang pengunjung situs web untuk melakukan konversi.
- Menyederhanakan proses pembelian produk atau layanan yang ditawarkan.
- Meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan sehingga pengunjung merasa terpuaskan dan ingin melakukan pembelian lagi.
2. Lead Conversion Rate
Lead conversion rate adalah rasio antara jumlah prospek yang dihasilkan dengan jumlah konversi yang terjadi. Misalnya, jika ada 1000 prospek dan 100 prospek melakukan pembelian, maka lead conversion rate adalah 10%. Untuk meningkatkan lead conversion rate, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Menawarkan promo atau diskon untuk memancing minat prospek agar melakukan pembelian.
- Memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang produk atau layanan yang ditawarkan sehingga prospek merasa yakin untuk melakukan pembelian.
- Menyediakan opsi pembayaran yang mudah dan cepat untuk memudahkan prospek melakukan pembelian.
3. Click-Through Rate (CTR)
Click-Through Rate (CTR) adalah rasio antara jumlah pengunjung situs web dengan jumlah pengunjung yang melakukan klik pada tautan tertentu, seperti tautan untuk mengunjungi halaman produk atau layanan. Misalnya, jika ada 1000 pengunjung situs web dan 100 pengunjung melakukan klik pada tautan produk atau layanan, maka CTR adalah 10%. Untuk meningkatkan CTR, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Menambahkan gambar atau video yang menarik pada tautan produk atau layanan sehingga pengunjung tertarik untuk mengkliknya.
- Menempatkan tautan produk atau layanan di tempat yang mudah ditemukan pengunjung situs web.
- Menambahkan deskripsi produk atau layanan yang menarik untuk memancing pengunjung melakukan klik pada tautan tersebut.
4. Bounce Rate
Bounce rate adalah rasio antara jumlah pengunjung situs web yang meninggalkan situs web setelah hanya melihat satu halaman dengan jumlah total pengunjung situs web. Misalnya, jika ada 1000 pengunjung situs web dan 200 pengunjung meninggalkan situs web setelah hanya melihat satu halaman, maka bounce rate adalah 20%. Untuk menurunkan bounce rate, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Memperbaiki kecepatan situs web agar lebih cepat dan responsif.
- Menyediakan konten yang menarik dan informatif sehingga pengunjung tertarik untuk melihat lebih banyak halaman situs web.
- Mengoptimalkan tata letak situs web agar lebih user-friendly dan mudah digunakan oleh pengunjung.
5. Cost Per Lead (CPL)
Cost per lead (CPL) adalah biaya yang diperlukan untuk mendapatkan satu prospek. Misalnya, jika kamu menghabiskan Rp 100,000 untuk iklan dan mendapatkan 10 prospek, maka CPL adalah Rp 10,000. Untuk menurunkan CPL, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Membuat iklan yang menarik dan relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
- Menargetkan audience yang tepat agar iklan kamu ditampilkan kepada orang yang berpotensi tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
- Memilih platform iklan yang efektif dan tepat sasaran agar kampanye iklan kamu lebih efektif.
6. Cost Per Click (CPC)
Cost per click (CPC) adalah biaya yang diperlukan untuk setiap klik pada tautan iklan. Misalnya, jika kamu menghabiskan Rp 100,000 untuk iklan dan mendapatkan 200 klik pada tautan iklan, maka CPC adalah Rp 500. Untuk menurunkan CPC, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Menargetkan audience yang tepat agar iklan kamu ditampilkan kepada orang yang berpotensi tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
- Membuat iklan yang menarik dan relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan agar pengunjung lebih tertarik untuk mengklik tautan iklan.
- Memilih platform iklan yang efektif dan tepat sasaran agar kampanye iklan kamu lebih efektif.
7. Customer Lifetime Value (CLV)
Customer Lifetime Value (CLV) adalah total pendapatan yang dihasilkan oleh seorang pelanggan selama periode waktu tertentu. Misalnya, jika pendapatan total dari seorang pelanggan selama 1 tahun adalah Rp 2,000,000, maka CLV pelanggan tersebut adalah Rp 2,000,000. Untuk meningkatkan CLV, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti:
- Memberikan pelayanan pelanggan yang baik agar pelanggan merasa puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
- Menawarkan diskon atau promo khusus untuk pelanggan yang sudah membeli produk atau layanan kamu agar mereka tertarik untuk membeli lagi di masa depan.
- Mengirimkan email atau newsletter yang informatif dan menarik tentang produk atau layanan kamu agar pelanggan tertarik untuk membeli lagi di masa depan.
Itulah 7 jenis conversion dalam digital marketing dan cara meningkatkannya. Dengan mengetahui jenis conversion yang ada dan bagaimana cara meningkatkannya, diharapkan kamu dapat meningkatkan performa kampanye digital marketing yang kamu jalankan. Selamat mencoba!